Fennel Kassel adalah alat ukur tanah antik yang pernah ada di Indonesia. Bentuknya nyentrik. Bahannya pun saingan sama tank-tank jaman perang dunia. Dan perngertian ini dilarang keras digunakan untuk menyusun laporan resmi apapun.
Instrumen ini terdiri dari beberapa jenis. Dan yang ada di laboratorium Ukur Tanah Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika Universitas Gadjah Mada, ada 2 jenis: Fennel Kassel (FK) besar, dan FK kecil. Penamaan itu murni karena bentuknya. Penjelasan lebih lanjut ada di buku Ilmu Ukur Tanah karya Slamet Basuki. Pengen tahu apa aja? Makabelilahbukunyabiarbapaknyadapetduit.
Dan karena perbedaan tersebut, beda pula beberapa bagiannya. Dan salah satu yang tidak dijelaskan di buku tersebut adalah cara pambacaan piringan skala horizontal dan vertikal alat yang tersedia. Padahal. kalo nggak bisa baca itu, ya... ngapain kita ngukur?
And here is my group's analysis
Cara membaca skala horizontal FK besar:
1.
Melihat jarum petunjuk pada bacaan skala, bila
belum tepat pada salah satu angka bacaan, putar skrup hingga jarum masuk pada
garis skala utama terdekat.
2.
Baca dan catat hasil pengamatan skala utama.
3.
Melihat juga posisi jarum tersebut pada skala
nonius, angka mana yang ditunjuk pada skala tersebut kemudian catat pembacaan.
4.
Hasil akhir bacaan adalah penjumlahan antara
bacaan skala utama dan nonius.
Cara membaca skala vertical FK besar:
1.
Melihat angka di skala utama yang berada sebelum
angka 0 bacaan skala nonius. Catat hasil.
2.
Mencari/melihat garis di skala nonius yang
berimpit dengan salah satu garis di skala utama. Angka bacaan garis di nonius
itu adalah bacaan skala nonius.
3.
Hasil akhir bacaan adalah penjumlahan antara
bacaan skala utama dan nonius.